Mengenakan celana pendek, kaos dan topi baseball, Jim McGown yang dulu merupakan seorang developer real estate sekarang sedang membentuk sebuah adonan menjadi pizza yang lezat. Jim merupakan lulusan dari Universitas Miami di bidang Matematika dan sebelumnya melakukan bisnis properti di Brooklyn. Tetapi selama 3 tahun terakhir ini, dia sudah meninggalkan dunia real estate yang pernah ditekuninya selama 10 tahun dan mengubah dirinya menjadi pembuat pizza.
Karir baru Jim ini dimulai ketika melihat rekannya P.J. Hanley membanting setir ke bidang bisnis makanan, padahal sebelumnya satu profesi dengannya. Hanley memprediksikan bahwa dalam beberapa tahun kedepan, bisnis properti akan hancur (dan ternyata benar, resesi global terjadi - red).
Jim belajar banyak dari bisnis real estatenya dan juga diterapkannya dalam bisnis pizzanya ini.
"Ketika pertama kali bisnis properti, saya tidak tahu mana lokasi yang bagus dan mana yang buruk, jadi saya beli saja semua lokasi yang saya bisa beli."ungkapnya. "Setelah lima tahun dalam bisnis itu, saya tahu mana lokasi yang bagus."
Dengan bermodal 200.000 dolar, Jim merombak sebuah pub menjadi restoran pizza dengan dinding bata. Dengan dibantu oleh seseorang yang sudah lama pengsiun dalam pembuatan pizza, Jim belajar tentang rahasia pembuatan pizza lezatnya itu.
Jim berkata tentang bagaimana ia belajar seperti ini, "Ini seperti golf. Anda bisa cepat mempelajarinya, dan kemudian sisanya adalah pembelajaran seumur hidup - Anda cari tahu tentang bagaimana adonannya, suhu saat memanggangnya, dan banyak hal-hal kecil lainnya."
Dalam waktu singkat, bisnis Jim ini tersebar dari mulut ke mulut, selain itu juga berbagai review turut andil dalam keberhasilannya. Dalam tahun pertamanya, keuntungan yang dicapai sekitar 300.000 hingga 400.000 dolar.
Apa yang menjadi rahasia Jim?
Apa yang dicapai Jim bukanlah hal yang instan, dia pernah mengalami kegagalan sewaktu pertama kali terjun dalam bisnis resto. Namun hal itu tidak menghentikan langkahnya. "Hal itu menjadi pelajaran penting untuk saya," demikian ungkapnya. "Saya pikir tempat itu adalah lokasi yang strategis, tapi saya tidak tahu pasar. Setelah enam bulan, bisnis saya sekarat. Saya memang kehilangan uang, tapi saya mendapatkan sebuah pelajaran berharga."
Jim berhasil bangkit dari kegagalannya. Dia telah belajar bahwa menu yang banyak tidak berarti akan membawanya kepada kesuksesan. "Saya putuskan untuk membuat sesuatu yang sangat enak." Itulah sebabnya Jim membuat spesialisasi pada pizza.
Jim hanya membuat satu jenis pizza: classic margherita, yang disajikan di atas kayu oak. Hal ini menjadi keistimewaan pizza milik Jim yang dijulukinya piazzaiolo. Setelah berhasil dan dikenal, Jim baru melakukan eksperimen untuk toping pizza. "Kami bahkan memiliki pizza dengan toping kue chocolate-chip."
Setelah semua yang dilaluinya, Jim belajar sesuatu yang penting tentang bisnis restoran, menurutnya mungkin yang paling penting adalah untuk menetapkan sebuah standar bagi produknya. "Ketika orang keluar dari restoran, saya ingin mereka berkata: 'Tadi adalah pizza dan kue chocolate-chip yang terenak yang pernah saya makan.'"
Sumber : Businees Week/VM